Wednesday, August 31, 2005

Nonton VCD

Liburan akhir pekan kemarin (28-29/08) dihabiskan di rumah sambil beristirahat setelah rangkaian kegiatan 17-an dan pergi ke Bandung. Badan terasa capek dan malas.
Kata Afa ”Ada temennya setan”
Tanyaku ”Siapa ?”
”Bapak...”
”Hah...Bapak baik gini temennya setan ?”
”Lha itu katanya males. Males itu temennya setan”
”Khan bapak capek”
”Capek bukan males, pak...”
”!#?* abcd...xyz.!!!.......Iyaaaaa......” dengan nada sabar dan sejuk.
Dengan keadaan begini kegiatan yang paling tepat adalah rental VCD…Ada 3 kaset yang dipinjem 1 kaset film aksi Nation Treasury bintangnya Nicholas Cage, jatahku, dan sudah lama diincar, 1 kaset animasi berjudul
Mulan, ini jatah Afa dan yang satu lagi “Shall We Dance” yang dibintangi dan Jennifer Lopez, jatahnya Ibu.

Kaset 1 # Nation Treasury Film yang dibintangi Nicholas Cage, sejenis Indiana Jones tapi yang menarik membahas tentang piramid yang ada matanya di uang US Dollar dalam perspektif ya
ng berbeda dengan yang Aku ketahui dari novel lain. Hayooo..novel apa yang membahas masalah ini juga ? Iya…..betul. Bunda Reva, Dan Brown dalam novel Angel & Demon (Thanks, sudah ngenalin ke Dan Brown...) Mau tahu beda persepektifnya, nonton filmnya dan baca novelnya. Gambar diambil dari Situs Dan Brown.

Kaset 2 # Mulan Film yang diisi suara oleh Eddy Murphy sebagai naga kecil, temennya Freddy Mercury dan Bapaknya Reva diperuntukkan bagi Afa karena ceritanya tentang perempuan yang membawa nama harum keluarga dan menjadi tentara tangguh. Afa juga punya buku ceritanya, tetapi ternyata Afa nggak suka dan nggak mau nonton film ini, bener-bener nggak mau. Sampai dibujuk-bujuk, tetep nggak mau. Jadilah Aku dan Ibu yang nonton dan saking bagusnya itu film, kita (Aku maksudnya…) nonton sampai 2 kali. (Gambar diambil dari situs Mulan di Yahoo!).

Kaset 3# Shall We Dance Waktu lihat di lho
review film, koq, profesi Richard Gere “An overworked Chicago accountant padahal menurutku kerja di Asuransi atau Firma Hukum. Wah...ini jadi lain. Tapi aku tetap nggak terima kalau profesinya Richard Gere di film itu akuntan. Akhir film ini bagus, sangat bagus malah dan sangat cerdas. Pelajaran dari film ini, karena ini film dewasa, adalah ”jika punya hobi atau kegemaran tekunilah, mungkin itu akan membuat kita yang sudah bahagia, menjadi ’lebih’ bahagia.”
Posting terlambat....susah masang gambar dan lupa caranya link di new windows.

Monday, August 29, 2005

17 Agustus (Episode Perlombaan)

Dalam perlombaan yang diadakan di RT 02, yang aku sebagai wakil ketua panitia, Avary berpartisipasi aktif sebagai peserta. Ary berperan aktif sebagai seksi sibuk mondar mandir ke sana kemari. Dan akhirnya setelah sepeda hias Ary memilih pulang dan tidur, sementara Afa melanjutkan lomba.

Afa mengikuti 2 cabang perlombaan yang pertama kipas balon dan lomba kelereng. Lomba kipas balon ádalah mengipasi balon dari garis start ke garis finish sekitar 10 meter. Lomba ini bertujuan untuk mengarahkan gerakan kipas dan tangan dan mengarahkan balon dengan angin dari kipas. Kipas tidak boleh menyentuh balon. Latihan koordinasi antara tangan, mata, kaki, balon dan kipas. Di lomba ini Afa berhasil menyelesaikan balon sampai garis finish dengan selamat, balon tidak meletus, dan sesuai dengan persyaratan lomba. Afa menduduki peringkat 4 dari 5 peserta. Tapi bukan peringkat yang penting yang penting adalah latihan koordinasi dan latihan untuk menyikapi sebuah persaingan.

Lomba kelereng dilakukan dengan membawa sendok di tangan kelereng ditaruh di sendok, kelereng tidak boleh kena tangan, dan dibawa dari garis start sampai garis finish sekitar 10m.
Kata Afa ”Aku sudah bisa lombanya”
Kata aku ”kalau begitu, bisa, dong, sampai finish dan kelereng nggak jatuh?”
”Itu, mah mpil” MPIL dari kata ’gampil’ yang artinya mudah.
Lomba di laksanakan dan ternyata Afa berhasil memasuki garis finish dan kelereng tidak jatuh, Aku sebagai superter utama langsung berteriak ”Yeahhh...!!! Berhasil, berhasil hore.....!! Berhasil, berhasil hore.... !!”

Dan ternyata Afa memasuki garis finish no. 2 dari 5 peserta, karena 3 peserta lainnya kelerengnya jatuh, dan dinyatakan gugur, dengan hasil tersebut Afa berhak maju ke putaran final. Putaran final terdiri dari 6 peserta, dan Afa seperti lomba sebelumnya targetnya adalah mencapai garis finish, kelereng tidak jatuh.
Dan teriakan berteriak ”Yeahhh...!!! Berhasil, berhasil hore.....!! Berhasil, berhasil hore.... !! berulang kembali. Banyak penonton yang heran dengan ulah Aku, ini kenapa ? Tetapi ternyata anak-anak lain banyak juga yang ikut mensuport Afa, dengan yel-yel Afa..Afa...Afa...Afa....dan ketika Afa berhasil membawa kelereng sampai garis finish dan tidak jatuh para suporter juga bergembira dan lega (...tepatnya) padahal peserta lain sudah selesai. Syukurlah masih ada yang menghargai proses, bukan hasil.
Kata Afa “Pak, aku berhasil, terus juara berapa ?”
Kata Aku “nggak tahu, nanti tunggu hasil dari Panitia”
Dan Panitia mengumumkan juara satu...adalah (waduh..., aku lupa namanya), juara 2 (juga lupa....) juara 3 Afa.
”Lho, fa, kamu juara 3”
”Aku juara 3 kelereng, ya, pak ?”
”Iya”
Dan juara menjadi kunci, jadi ingat waktu di Play Group dulu jika ada perlombaan semua peserta menjadi pemenang, yang membedakan hanya pada saat lomba berlangsung ada masuk finish terlebih dulu ada yang belakangan, tetapi waktu pembagian hadiah urutan pemanggilan berdasarkan abjad, dan semua peserta dipanggil selayaknya pemenang atau juara dan mendapat hadiah yang sama, semua menjadi juara. Jadi sekali lagi kata kunci adalah juara bukan nomornya.


Tapi cerita kelereng (yang menang) kayaknya lebih banyak daripada cerita kipas balon, ya...Huhhghh ternyata pendidikan lebih mudah diomongkan daripada dilakukan......


Cerita ini hasil dari aplikasi Word posting ke Blog, akhirnya friendly with MS Office user..... Di naskah aslinya ada 3 gambar tapi ketinggalan, dan sampai sekarang belum tahu caranya menampilkan gambar-gambar itu.

Tuesday, August 23, 2005

17 Agustus (Episode Sepeda Hias)


(Segmen Persiapan Sepeda Hias)
Avary rencananya akan mengikuti sepeda hias untuk 17-an di RT. Sesuai dengan rencana tersebut dibentuk tim kreatif sepeda hias terdiri dari :
Bagian Colouring (maksudnya memilih warna kertas krep) Afa & Ibu
Bagian property (mempersiapkan sepeda dan nyopir dan kebagian yang repot-repot) Bapak
Bagian Artistik (yang menempel kertas warna-warni ke sepeda) Teh Yuyun & Teh Atie (Wah harusnya ada cerita tentang kedua teteh ini, nanti profilnya ditampilkan)
Ary bagian Umum….ke sana ke sini mondar mandir.

Hari senin (15/08), kita mulai persiapan untuk 17 Agustus dengan mempersiapkan sepeda untuk acara sepeda hias. Sepeda (2 buah) sudah diservis sama bapak. Bagian property untuk mencari roda tandem (Afa naik sepeda roda 4, 2 roda besar, 2 roda tandem). Pencarian roda tandem sampai ke Pasar Baru (Cilegon, bukan Bandung). Avary bertugas mencuci sepeda, Afa menyabun sepeda, Ari main air. Tugas selanjutnya adalah menghias sepeda.

Hiasan sepeda yang aku kenal dari dulu sampai sekarang adalah kertas krep (Ejaan aslinya apa, ya…) yaitu kertas warna-warni yang dipergunakan untuk …..menghias sepeda. Sepeda hias cara menghiasnya kertas dipotong-potong yang tidak putus di satu sisi dan diputer disekeliling body sepeda, cara ini dari dulu sampai sekarang juga begitu. Teh Ati dan Teh Yuyun ternyata belum pernah menghias sepeda jadi pengalaman baru deh…

Jam 22.00 waktu setempat hari selasa (16/08) sepeda sudah siap untuk digunakan. Seluruh anggota tim berangkat tidur…..

(Segmen Karnaval Sepeda Hias)
Karnaval sepeda oleh panitia (Aku jadi wakil ketua) ditetapkan akan dimulai……setelah peserta berkumpul, dan sebagai wakil ketua aku harus datang pagi-pagi, jadi jam 08.00 wakil ketua sudah datang dengan mobil yang penuh muatan hadiah, bingkisan dan air minum, sementara Avary dan Ibu akan menyusul dengan sepeda hias.

Avary mendapat nomor peserta 13 dan 14. Karnaval dimulai pada jam 09.30 setelah peserta berkumpul. Rute keliling komplek perumahan dan kembali lagi ke tempat berkumpul. Ary karena harus didorong …oleh Bapak dan dengan mempertimbangkan segala sesuatunya hanya mengikuti rute sepotong atau kira-kira 1/32 dari rute yang dijalani, dan ternyata Ary setuju. Wah…Aku senang sekali. Tugas wakil ketua selanjutnya, sambil menggendong Ary, adalah mempersiapkan bingkisan untuk peserta sepeda hias jadi setiap peserta yang masuk finish akan mendapat bingkisan, dan setelah itu seluruh anak yang hadir akan mendapat bingkisan tersebut.

Peserta memasuki garis finish, bingkisan dibagi……….!!!!

Acara selanjutnya adalah lomba-lomba, dan pengumuman pemenang-pemenang lomba.
Pengumuman pemenang sepeda hias. Setelah mempertimbangkan, menimbang dan sebagainya maka dewan juri memutuskan penampilan terbaik untuk sepeda hias dimenangkan oleh …………
Peserta dengan nomor undi…………13 yaitu AFA,
dan menduduki urutan ke 8
Jadilah tim kreatif sepeda hias memenangkan perlombaan (urutan kedelapan), dengan pesan bahwa urutan bukan masalah tetapi bagaimana kita mengapresiasi terhadap sebuah proses. Dan Afa, Teh Yuyun dan Teh Ati pun dapat merasakan kebanggaan menghasilkan ‘sesuatu’ bukan pada juara berapa……Aku & ibu juga. Itulah pendidikan, bukan untuk melahirkan PEMENANG, tapi melahirkan para PEMROSES, yang menghasilkan ‘sesuatu’ dan berani untuk berbuat ‘sesuatu’.

Bersambung ke perlombaan……
Foto sudah disiapkan semua (+ 8 frame) tapi cuma bisa masuk 1, yaitu foto 'itu'.

Monday, August 15, 2005

Peringatan 17 Agustus

Tradisi keluarga yang telah dijalani selama hidup Afa adalah setiap tgl 17 Agustus (hari ulang tahun Afa) kita sekeluarga pergi ke Purworejo dan berlibur di Yogyakarta. Selain sebagai obat psikologisku, entah kenapa kalau di Yogyakarta aku merasa lebih kuat baik secara fisik maupun mental, juga sebagai pengobat rindu kakek nenek Avary.

Afa memanggil Eyang Umar untuk ibuku dan Eyang kakung untuk bapakku, namanya Umar. Walau terasa janggal tetapi karena mereka tidak keberatan, aku pun tidak keberatan. Cuma kadang-kadang dirasa koq nggak enak, ya...Perempuan dipanggil Eyang Umar. Pernah ibu ngajari untuk memanggil Eyang Putri dan Eyang Kakung. Eyang Kakung berhasil, tapi untuk Eyang Putri Afa nggak mau, diduga karena ada huruf R-nya, maunya Eyang Umar lho...khan ada huruf R juga...

Minggu kemarin aku sibuk dengan urusan hajatan RT yaitu peringatan 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 60 tahun. Jabatannya keren Wakil Ketua, dengan tugas utama mengantar anggota panitia belanja dan membungkus hadiah dan bingkisan 17-an. Sebenarnya tugas itu agak susah dan berat menjalaninya karena Ibu berencana cuti dan pergi ke Bandung dari tgl 17-21 Agustus. Dan aku GAK BOLEH CUTI, dengan alasan yang sangat klasik dan romantis, tenaganya masih sangat diperlukan untuk menjaga kinerja perusahaan, cieee.....

Hari sabtu kemarin tugas panitia dimulai, belanja hadiah ke Pasar Rau Serang. Tahu dari mana Pasar Rau Serang ? Dari ibu juga, khan kita pernah jalan-jalan ke sana. Berangkatlah anggota panitia terdiri dari 4 orang. Orang Jawa 1, orang Padang 2, 1 orang Jakarta dan laki-laki semua terbayang bagaimana cara belanja LAKI-LAKI, tetapi untunglah ada orang Padang, dengan pendekatan primordial selesailah tugas belanja, itu.

Pendekatan primordial itu begini, pedagang di Pasar Rau banyak yang beretnik Padang, nha..kita ngobrol memakai bahasa Padang jadi lebih menyentuh dan akrab. Aku dan ibu juga sering menggunakan pendekatan ini, kalau di Pasar Kelapa atau Pasar Baru Cilegon kalau pedagang orang Jawa bicaralah dengan bahasa jawa, dan itu tugasku, sementara kalau pedagang orang Sunda tugas Ibu, dijamin lebih murah kalau nggak dapat harga murah yah…sudah. Ternyata pendekatan ini memang efektif, karena waktu mau menukar barang jadi boleh, padahal sudah ada disclaimer dalam perdagangan “barang yang sudah dibeli tidak boleh ditukar/dikembalikan”.

Acara puncak 17 Agustus akan diadakan pada tgl 17 Agustus jadi bersiaplah……
Bersambung……...

Monday, August 08, 2005

Ibu Beruban

Pagi kemarin (05/08) ada berita yang mengejutkan, berikut petikan beritanya (disadur dari transkrip Yahoo Messenger!)
Ibu : aku beruban!
Bapak : berapa ?
Ibu : satu, getting old yah
Bapak : yah..semakin matang.
Ibu : ah masa mateng jadi putih mateng mah mestinya tambah gosong!
Bapak : dan berikutnya pigmen di kulit, jadi gosong
Ibu : mkn apa ntar siang?
Ibu : tau msk tau gak

Thursday, August 04, 2005

Bubur Cirebon

Hari Senin dan selasa kemarin aku terserang penyakit marah-marah, biasanya terjadi kalau lagi banyak kerjaan, dalam istilah perbanan (dunia tambal ban, maksudnya) adalah bekerja di bawah tekanan, tapi aku curiga jangan-jangan aku kena PMS , eh...bisa kena nggak sih ? Untuk mengurangi ketegangan maka kita (bapak, ibu Avary) pergi keluar bersama-sama untuk mengembalikan VCD yang dipinjam sekaliyan makan malam di luar, dan beli bensin serta mengambil uang di ATM.

Urutan kegiatan : ambil uang di ATM, beli bensin penuh, makan, mengembalikan VCD.
Setelah semua siap berangkatlah kita dengan gegap gempita. "Teteh....dada..daaaa..daaaa, teeeeteehhh, daaa, daa, daaadaa...." kata Ary sambil melambaikan tangan dan kakinya lonjak-lonjak . Ary sedang senang dadah, apalagi kalau dia yang mendadahi wuihh..., semangat sekali. Kita menuju ke pos 1 ambil uang di ATM. ATM di pos 1 mengeluarkan pesan "Transaction complete #error process". Uang tidak mau keluar. Waduh, harus cari, ATM yang lain, nih...Pos 1 terlewati kita berangkat mencari ATM lain (pos 1 baru). Di ATM lain mengeluarkan pesan " x.,#y%z.,&a!b?c&?@". Intinya uang tidak keluar juga. Yah...Revisi urutan, beli bensin 1/2 penuh, makan, mengembalikan VCD.

Setelah beli bensin, 1/2 penuh tentu saja, timbul masalah, makan apa, ya ? ATM tidak keluar uang, makan berempat. Sambil berjalan, tiba-tiba terlintas ide.
Kata Afa "Pak makan di yang ada AC-nya".
Kataku "Bagaimana kalau kita makan bubur saja ?"
"Boleh, pak, aku suka"
Ibu menimpali "bener-bener, dan muuuraahhh"
Kata Ari "Mamam, mamam"
Akhirnya berhentilah kita di tempat jualan bubur dengan nama "Bubur Sop Ayam Cirebon". Tempatnya di sebelah sate Asmawi depan Toko Optik.

Bubur ini sangat khas, bayangkan saja, kalau menurut saya perpaduan antara bubur ayam yang kental (Referensi : sekental bubur Mang Oyo di Bdg) tapi dengan kuah soto ayam. Sangat-sangat segar, terutama setelah ditolak 2 ATM, 2 kali. Mertua pun pernah diajak ke situ juga dan komentarnya "Ihh, meuni seugeur pisan, nyak, jadi habis". Avary jangan ditanya lagi.

Pembahasaan atau pengucapan pesenan agak ruwet untuk ditulis. Mari kita coba. Pesanan bubur 1/2 (setengah), 2 (dua) buah, yang 1 (satu), 1 (satu) buah (maksudnya yang porsi penuh, satu mangkok, dua mangkok, porsi setengah, jadi pesen 3 mangkok, 1 mangkok 1, 2 mangkok 1/2 ada 3 buah mangkok, isi mangkok penuh 1 buah, isi 1/2 mangkok 2 buah,....phpff, don't try this at there...), yang porsi penuh ibu, lho, bukan aku, rencananya ibu seporsi berdua sama Ari. Afa 1/2, aku 1/2.

Ari sudah habis 1/3 dan masih mau lagi, Afa habis dan intervensi ke ibu. Ibu....bingung. Akhirnya "Mas, buburnya saja tambah satu porsi", baru aman. Jadi ditotal-total Ari 1/2 porsi (ri, kayaknya sore kamu sudah makan, khan...), Afa 2/3 porsi, Ibu 1/2 porsi, Aku 2/3, jumlah seluruhnya 3 porsi. Sebentar...sebentar...hitung dulu 1/2+2/3+1/2+2/3 = 2 1/3 porsi, lho....Sudah nggak usah dicek lagi, habisnya memang 3 porsi terdiri dari 1 mangkok isi 1 2 buah, 2 mangkok isi 1/2 2 buah ada 3 mangkok, satu mangkok....(not again).