Monday, September 19, 2005

KELUAR dan KE LUAR

KELUAR dan KE LUAR

Sudah sebulan ini, ada satu kata yang mengganjal di pikiranku yaitu KELUAR dan KE LUAR. Awalnya seorang kawan mengirimkan joke untuk sinonim kata-kata sbb :
Naik – ke atas.
Turun – ke bawah.
Maju – ke depan.
Mundur – ke belakang.
Masuk – ke dalam.
Keluar - ..............
Ada yg bisa nerusin ??
Reaksi pertama sih, meringis, dan tersenyum kecut, iya, ya...apa ya terusannya ?
Tapi, setelah dipikir-pikir, memang ada yang nggak ’ketemu’ apa terusannya. Posisi terakhir yang ketemu adalah KE LUAR dengan ke dipisah dari luar yang berarti pergi ke luar, tetapi koq, rasanya nggak cocok juga.
Dalam bahasa Jawa kata benda luar = JABA (dibaca njobo dengan aksen Jawa yang kental) dalam = JERO (dibaca njero dengan aksen 'n' yang lekoh....), kata kerjanya menjaba dan menjero sama dengan ke dalam dan ’ke luar’ dalam Bahasa Indonesia.
Masih dalam bahsa Jawa kata kerja untuk masuk = MLEBU lawannya METU = keluar dengan ke dan luar disambung.
Keluar-Masuk dan ke dalam-ke luar dalam bahasa Jawa rasanya tidak ada masalah tetapi dalam Bahasa Indonesia ’rasanya’ masih ada masalah.
Ada yang bisa bantu ?

Sakit Gigi & Gusi

Sudah 4 hari ini aku sakit gigi & gusi. Sakitnya bukan karena gigi berlubang atau sariawan tapi karena di dalam ujung barisan geraham ada geraham lagi yang nongol. Hah...nongol..?
Kasus ini bukan kasus baru, dulu, di sebelah kiri bawah pernah tumbuh geraham kelima (paling ujung dalam) arahnya bukan ke atas tapi ke depan sehingga mendorong geraham nomor 4 ke atas, rasanya sangat menegangkan, lho....koq..Jadi dagu rasanya kayak kenceng terus sama persis kalau pas dagunya mengeras waktu sebel atau marah, tapi bayangkan kalau kenceng terus selama 3 x 24 jam.
Akhirnya sakit itu tidak tertahan lagi, berangkatlah aku ke Rumah sakit untuk memeriksakan gigi.
Ternyata kata Ibu Dokter Gigi ”Ooo..ini peradangan. Gusinya bengkak, biasanya penyebabnya gigi terlalu aktif, makan yang ’keras-keras’ atau tidak gosok gigi”
”Menurutku, penyebabnya gigi terlalu aktif”
”Iya, kelihatan dari bentuk badan”
”Syukurlah bukan geraham tumbuh”
”Kenapa ?”
”Khawatir dicabut lagi, nyabut satu gigi yang tercabut 2 dan sakit”
Dan trauma itu sampai sekarang masih ada, kalau ada masalah dengan geraham maka yang terbayang geraham tumbuh lagi dan rasa sakitnya.

Afa juga sedang mengalami masalah dengan gigi, gigi seri bawah goyang.
Kata Afa ”Pak, gigiku goyang-goyang”
”Mau ke dokter gigi, nggak ?”
”Ngapain ?”
”Dicabut”
”Giginya tumbuh lagi ?
”Kalau ditunggu nanti gigi barunya nggak mau tumbuh kehalangan gigi yang goyang”
”Ya, nanti tunggu saja, khan tumbuh sendiri”
“Khan kehalangan”
“Nggak mau, ah ke dokter gigi”
”#!@$*%??!”