Tuesday, June 20, 2006

Jam Tangan Baru

Dedicated to my new wristwatch……

Cerita ini bakal panjang dan berliku jadi bersiaplah, sit back, take a big breath and relax, sambil membayangkan sebuah cerpen.

Latar Belakang

Pertama kali memakai jam tangan merek Alba jam analog, dari stainless steel dikasih sama adiknya ibu. Jam itu dipakai dari SMA kelas satu sampai dengan mahasiswa tingkat 2. Semenjak itu sampai kemarin, aku nggak pernah memakai jam tangan.

Jaman mahasiswa cita-cita yang akan dilakukan ketika bekerja adalah membeli celana merek Executive 99 (saat itu, sekarang hanya Executive) langsung 2 biji, dan itu tercapai 2 bulan setelah kerja. Cita-cita yang lain adalah menikah, dan sekarang juga sudah tercapai malah sudah punya Avary. Ada satu cita-cita yang masih terpendam sejak 1996, yaitu jam tangan, kalau memakai jam tangan suatu saat adalah Seiko Kinetik, yang nggak pake’ baterai , kalau nggak itu, nggak usah saja. Dan cita-cita itu menetap sampai sekarang......Paragraf ini kayaknya nggak ’masuk’ ke cerita tapi harus ditulis karena ini benar-benar latar belakang.

Landasan Teori (Bagian ini boleh di-skip)

Sebelum cerita berlanjut ada teori yang harus disampaikan dulu tentang jam. Jam ada 2 jenis yaitu jam tangan dan jam bukan tangan. Dalam bahasa Inggris ada dua jenis clock, menurut wikipedia clock 1) dan watch 2). Nha, watch adalah portable clock. Salah satu jenis watch adalah wristwatch atau dikenal dengan jam tangan

Berdasarkan penggerak terdiri dari 2 jenis elektrik, yang menggunakan batere atau listrik dan mekanik, yang tidak menggunakan baterai. Jam mekanik ada yang manual yang harus diputer atau ditarik, ada yang otomatis, yang biasa disebut dengan automatic watch atau self-winding watch 3) Berdasarkan teori tersebut ketemulah segi ilmiah ‘jam tangan otomatis’.

Cerita, pun dimulai………

Sabtu kemarin, kita sekeluarga jalan-jalan ke Lippo Karawaci, pas di Matahari ada diskon, sekali lagi diskon, jam tangan diskon 20% termasuk merek Seiko. Wow....ini dia cita-citaku dan didiskon 20%, jarang ada cita-cita didiscount, 20% lagi. Pilihan langsung jatuh pada jam tangan Seiko Kinetik Arctura, setelah nanya-nanya timbul keraguan, ini harganya bener nggak sih ?

Sesuai dengan kebiasaan jika membeli sesuatu ragu-ragu atau tidak suka sama pembelinya, jangan beli !!! Cari informasi lain atau pergi ke penjual lain. Akhirnya diputuskan oleh Ibu, ini juga karena desakan Afa yang sudah lapar dan ngajak makan, pertama ke toko jam kemudian ke toko handphone terus makan, Okay ? Dan jika jawabannya sangat oke maka akan dijawab dengan Okeh Dokeh Bokeh.

Pergilah kita ke toko jam yang dekat tangga di pintu masuk food court dan yang berada di bawah tangga. Di sana sudah disambut oleh salesman yang sangat-sangat ramah dan pintar.
Percakapan dengan 2 salesman di 2 toko.

“Mas, ada Seiko Kinetis”
”Ada, pak”
”Yang Arctura, mas”
”Ini, pak, yang paling baru ini, pak, sportura, baru keluar”
“Oh...ya ? Harganya berapa, mas ?
“Kalau seiko yang di etalase depan itu yang mahal, kalau yang di sini agak mendhing”. Kelemahan Kinetis di kapasitornya umurnya 3 tahun tapi harganya di atas 200, mendhing yang digital, baterenya Cuma nggojing (lima ribu, red)”
“Lho, Bukannya kinetis itu nggak pake’ baterai mas?”
”Bener, pak nggak pake’ batre, tapi pakai gerakan, lha listriknya disimpan di kapasitor, itu yang lemahnya. Kapasitornya kalau sudah lama jadi lemah nggak bisa nyimpen lagi”

Penjelasan ini membunyikan ’alarm lemas’ karena jam cita-cita, koq, mengandung kelemahan ’cuma’ berumur 3 tahun nggak tahan lama.

”Tertarik yang ini nggak pak ? Ini Seiko otomatis ?”
”Pakai batere ?”
”Nggak, pak. Otomatis artinya malah nggak pakai batere sama sekali, jadi murni pakai gerak saja.. Ada yang sport, pak”
”Harganya berapa ?”
Teng---teng---teng.......Jadi kebuka, inget waktu kelas 2 SMP pertama kali dilihatin sama temen jam tangan kakeknya yang kalau diputar berbunyi ser....ser......ser......ser dan itu Rolex.

”Ini nggak pake’ batere ?”
”Nggak, pak, sama sekali, cuma pakai gerakan saja.”

Di toko yang ke dua
“Otomatis itu kayak jam yang keluaran tahun 70-an, yang harus dikocok-kocok. Ini sama persis tapi dengan tehnologi terbaru. Dan arti otomatis itu murni mekanik, nggak pakai batere bukan seperti pengertian kita tentang otomatis malah elektrik, kalau di jam artinya malah mekanik, manual murni”
“Nggak ada kapasitornya ?”
“Nggak, bener-bener cuma pakai gerak”

Di sinilah pentingnya Landasan Teori tentang jam, jadi bagi yang tadi nge-skip landasan teori silakan dilihat lagi, biar mudheng.......

“Banyak macemnya, pak ada Jepang ada yang Swiss punya”
“Berapa harganya ?

Afa sudah mulai kelaparan dan mukanya mulai menderita, jadi ini waktunya......makan !!! Sementara di kepalaku berputar-putar mereview cita-cita yang sudah berumur 10 tahun yang kadang-kadang terasa seperti impian, ternyata Seiko Kinetic ada kelemahan dan ada jam Seiko yang ‘lebih baik’, cheaper of course, dan sepertinya sempurna.

Ibu mengusulkan balik lagi ke Matahari untuk ngeliat jam yang otomatis, tapi karena acaranya adalah belanja sembako, pergilah kita ke pusat penjualan sembako untuk belanja. Selesai belanja sembako, ini dia waktunya memutuskan mau beli jam nggak, ya ?

BELI JAM……. !!!
Lho, koq beli. Iya lah biar punya jam, sudah lama nggak punya.
yang mana nih ? yang kinetic atau otomatis. Lha….piye iki ?
Ayolah lihat dulu.

Lihat, lihat ke counter jam di Matahari mbak-mbaknya sudah senyam senyum.
“Mbak coba yang otomatis mbak”
Ada 2 warna hitam dan putih, yang sport ada juga, pak. Yang ini pak ?”
“Iya, yang ini, mbak diskon juga, khan ?”
“Iya, jadi dibeli, pak ?”
“Jadi, dong”

Dan dimilikilah jam tangan untuk pertama kalinya…..

  • SEIKO 5 (angka 5 menunjukkan versi otomatis)
  • Model SNZB55
  • Water 50M resist atau 5 bar
  • Automatic
  • 23 jewels, maksud jewels adalah roda gigi di dalam jam ada 23 biji, hey.....baru tahu sekarang.
  • Penggerak 7S36 yang cara kerjanya mirip dengan versi sebelumnya 7S26 dengan 21 jewels. Perhatikan baik-baik cara kerja otomatisnya, dengan komentar akhir ”...... It is an economic design and construction that is created for maximum performance and robustness at minimal cost. It has no pretenses of decoration or "fineness"

Gambar jam dapat dilihat di sini. Sorry belum sempat difoto, kamera lagi dipinjam.

Demikianlah, satu langkah besar sudah diambil, langkah menuju cita-cita 'jam tangan' dengan memiliki jam tangan Seiko otomatis tanpa batere.

WARNING !!!
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, setelah membaca cerita, mohon segala bentuk pemberian dan hadiah tidak berupa jam tangan merek Seiko Kinetis, bentuk-bentuk yang lain masih dapat diterima.
Biarlah cita-cita itu masih ada, sehingga ada alasaan untuk selalu melirik ke etalase setiap lewat toko jam. Hidup cita-cita.......!!!

Moral cerita, kalau punya cita-cita, yang bisa tercapai, semakin sederhana cita-cita semakin mudah tercapai, tetapi jangan buru-buru dicapai......berilah waktu, agar kenikmatan menggapai cita-cita meresap, dan terasakan dengan nikmat.

Thursday, June 08, 2006

Cooking Session

Setelah hidup selama dua bulan dengan berkatering siang sore….yach. Akhirnya diputuskan oleh RUPS rumah tangga, catering cukup 1 siang saja, yang malem masak sendiri, akan ada acara memasak setiap malam. Wow…luar biasa semangat ibu untuk memasak. Aku curiga karena ibu sering melihat-lihat dapurbunda, selain itu ada juga club bernama Natural Cooking Club , yang banyak membernya dan resepnya sik-asik. Sudah ada 4 session yang dilalui…..

Puding Coklat Session
Begitulah, dimulai dari hari sabtu dengan masakan andalan ibu : Puding coklat (Aku lebih seneng disebut dengan ager-ager cokelat) lengkap dengan fla yang kuning keputih-putihan, (atau putih kekuning-kuningan) dengan hasil sangat memuaskan mengapa demikian ? Karena Ari suka. Kalau Afa saja suka bukan jaminan, karena bagi Afa yang ada enak dan enak banget sama dengan bapaknya. Kalau Ari agak pemilih, tapi satu hal yang penting enak. Bagaimana tahu makanan enak ? Kalau Ari suka.

Risoles Session
Kemudian, mencoba risoles ayam hasil ‘diskusi’ dengan Bunda reva yang berbagi rahasia, yaitu risoles setelah diguling di tepung roti atau panir, dimasukkin ke freezer sampai memadat dan keras baru digoreng, dijamin nggak susah nggorengnya. Hasil risoles session sebelumnya, risoles tidak dimasukkan ke freezer jadi kesulitan waktu nggorengnya, dan isinya asa radha-radha cair nggak padat.

Arem-arem Session
Hari senin yang lalu, dengan resep Arem-arem ayam, yang pakai daun pisang. Khusus untuk anak-anak jangan lupa dimasukkan sayur ‘mata-mata’, sayurnya wortel, buncis, nggak kelihatan, bahkan cenderung nggak terasa, tapi sesuai kaidah 4 sehat. Jika lagi sebel sama istri atau suami masukkan juga cabe rawit ‘mata-mata’ biar tahu rasa…!!! Kesulitan utama ada dua yang pertama adalah bagaimana meletakkan isi arem-arem agar di tengah, yang kedua cara membungkusnya. Untuk meletakkan isi di tengah memang dibutuhkan ketrampilan khusus dan nggak ada tips khusus. Sampai session selesai rasanya nggak ada yang ditengah bener.
Kesulitan yang kedua diatasi dengan mengukus daun pisangnya, dikukus ? Iya bener dikukus sampai layu, jadi tidak pecah dan lentur. Ada satu rahasia, setelah nasi dan isi digulung pakai daun, lipet ujungnya, kemudian sogok melalui lubang yang lain, sampai padat, baru ujungnya dilipat, jadilah arem-arem yang montok dan metet…mereuceut meureuketeunteung.

Fuyunghai dan Nugget Tahu (dalam 1 session)
Tadi malam, resep yang dibawa ibu tulisan tangan nggak tahu dapat darimana. Aku dan Avary betugas membuat Nugget tahu. Avary bertugas meremas-remas tahu sampai ancur…cur, setelah sebelumnya dimainin, dipotong-potong kecil, kemudian diremas sampai hancur, campur dengan daging ayam giling, diremas-remas lagi. Ganti dengan sendok masukkan telur dan bumbu-bumbu, dikukus dalam cetakan potong-potong masukin freezer, taadaa….selesai. tunggu beku buat besok sarapan. Sementara itu, ibu sedang mengaduk telur kocok, tambah dengan udang cincang, daging ayam giling, wortel diparut dengan parutan keju agar hasilnya lebih halus, dicampur digoreng, jadi fuyunghai, atau telur dadar isi macem-macem…Tapi rahasianya di sausnya, campuran saos tomat, bawang putih, daun bawang dan tepung maizena.
Paginya, nugget tahu digoreng dengan dicelup di telur digulingkan di tepung panir atau roti. Jadi nugget tahu goreng atau NageTa (Nugget Tahu). Tips, sisa telur dan tepung roti dicampur dijadikan adonan, digoreng, digunakan untuk campuran mi goreng. Jadilah menu sarapan pagi Nageta dan mie goreng (of course….Jawa)

C U on Next session………..