Tuesday, March 14, 2006

Menggambar Melukis

Mulai bulan Maret 2006 Afa mengikuti kegiatan Ekstra kurikuler (Eskul) melukis atau menggambar tepatnya. Eskul tiap hari Senin dimulai sepulang sekolah selama 1 jam, berakhir jam 12.00. Sudah 2 kali mengikuti eskul ini hasilnya adalah 2 karya lukisan yang diwarnai, dalam bahasa sehari-hari mewarnai. Hasilnya seperti gambar ini. Karya pertama Mobil Kodok, karya ke dua Kepiting. Karya pertama diberi nilai B karya kedua nilainya A.

Hari minggu kemarin Afa berkesempatan menjajal kemampuan mewarnai dalam lomba mewarnai yang diadakan oleh PT KIEC. Sebenarnya afa kurang berminat tapi karena yang menjadi Ketua Panitia adalah Uwa Dedi maka Afa jadi mau. Di samping itu ada syarat lain, yaitu Afa mau kalau Ghifar (anak tetangga, nama Lengkap Al Ghifari) juga diajak. Maka pergilah kita sekeluarga plus Ghifar ke tempat perlombaan.

Di sana, di tempat perlombaan, Afa jadi ketemu dengan pelukis cilik lainnya, lumayan untuk bahan perbandingan. Banyak anak yang dari segi tehnik pewarnaan dan skill kayaknya bagus-bagus satu kertas gambar ukuran A3 penuh dengan warna-warna. Sayangnya hasil lukisan Afa tidak diabadikan karena kamera lagi low bat jadi harus discharge.

Dari perlombaan, banyak orang tua yang ikut mendampingi putra-putrinya. Ada yang menarik, Panitia saat mulai lomba mengumumkan seperti ini
“Bapak-bapak, ibu-ibu mohon agak jauh dari anak-anak. Jangan memberikan instruksi atau komentar, biarkan anak-anak berkreasi sesuka hatinya.”
Setelah diamati ternyata bapak-bapak dan ibu-ibu, lebih banyak lagi, yang sepertinya sangat ‘perhatian’ dengan karya anaknya. Sampai-sampai ada yang memberikan instruksi tentang warna dan tehnik menggambarnya. Waduh, kasihan anak itu, padahal kayaknya sudah punya konsep warna sendiri. Panitia pun menambahkan
“Anak-anak boleh diwarnai dengan warna apa saja, pohon boleh biru, langit boleh hijau, boleh warna apa saja, bebas, dan sekali lagi, bapak-bapak, ibu-ibu bebaskan putra-putrinya……”

Jadi kepikiran, pada saat lomba mewarnai anak, bagusnya diadakan juga lomba mewarnai untuk orang tua, dengan gambar yang sama dengan anaknya. Jadi tidak mengganggu anak, dan orang tua bebas berkreasi sesuai dengan yang diinginkan.Dan pada akhir lomba, gambar orang tua dan anak dipamerkan, biar kelihatan perbedaan dan persamaannya.

Dugaanku para orang tua itu sebenarnya pingin ikut lomba tapi karena ada batasan usia peserta jadi tidak bisa. Padahal ide-ide kreatif (orang tua) sudah siap untuk dituangkan, jadilah anak yang dijadikan ‘antek’ untuk menuangkan ide-idenya.
……Ide kreatif anaknya jadi kemana, euy ?

No comments:

Post a Comment