Monday, April 30, 2012

Avatari was Avary (New Member Ata)

Setelah 5 tahun berlalu semenjak boom Blog, tahun 2007, baru sekarang keinget lagi setelah dapet notifikasi bahwa blog ini boleh dan harus diklaim oleh pemiliknya.
DENGAN INI SAYA NYATAKAN BLOG INI JADI MILIK SAYA........
Setelah berbilang tahun ada tambahan anggota baru ATA, usianya sudah 4 tahun. Tag blog ini menjadi "AVATARY A various story.....Afa, Ata, Ari"
Inilah formasi lengkapnya.

Sebenarnya pingin membuat blog ini jadi AVATARY.blogspot.com, tetapi karena baru kali ini, setelah 5 tahun, dan juga caranya sudaha lupa euy....belajar lagi dengan cara baru. Mohon maaf buat para pengajar dan inspirator dan mitovator blog Udane danReva  baru sekarang belajar lagi. Setelah dicek blognya para pengajar itu post terakhir tahun 2007 dan 2008 hi...hi...hi....mungkin eranya sudah ganti BB-an.

Anyway....I'm back !
Diucapkan dengan nada Arnold Swazneger (?) di Terminator 3


Tuesday, June 20, 2006

Jam Tangan Baru

Dedicated to my new wristwatch……

Cerita ini bakal panjang dan berliku jadi bersiaplah, sit back, take a big breath and relax, sambil membayangkan sebuah cerpen.

Latar Belakang

Pertama kali memakai jam tangan merek Alba jam analog, dari stainless steel dikasih sama adiknya ibu. Jam itu dipakai dari SMA kelas satu sampai dengan mahasiswa tingkat 2. Semenjak itu sampai kemarin, aku nggak pernah memakai jam tangan.

Jaman mahasiswa cita-cita yang akan dilakukan ketika bekerja adalah membeli celana merek Executive 99 (saat itu, sekarang hanya Executive) langsung 2 biji, dan itu tercapai 2 bulan setelah kerja. Cita-cita yang lain adalah menikah, dan sekarang juga sudah tercapai malah sudah punya Avary. Ada satu cita-cita yang masih terpendam sejak 1996, yaitu jam tangan, kalau memakai jam tangan suatu saat adalah Seiko Kinetik, yang nggak pake’ baterai , kalau nggak itu, nggak usah saja. Dan cita-cita itu menetap sampai sekarang......Paragraf ini kayaknya nggak ’masuk’ ke cerita tapi harus ditulis karena ini benar-benar latar belakang.

Landasan Teori (Bagian ini boleh di-skip)

Sebelum cerita berlanjut ada teori yang harus disampaikan dulu tentang jam. Jam ada 2 jenis yaitu jam tangan dan jam bukan tangan. Dalam bahasa Inggris ada dua jenis clock, menurut wikipedia clock 1) dan watch 2). Nha, watch adalah portable clock. Salah satu jenis watch adalah wristwatch atau dikenal dengan jam tangan

Berdasarkan penggerak terdiri dari 2 jenis elektrik, yang menggunakan batere atau listrik dan mekanik, yang tidak menggunakan baterai. Jam mekanik ada yang manual yang harus diputer atau ditarik, ada yang otomatis, yang biasa disebut dengan automatic watch atau self-winding watch 3) Berdasarkan teori tersebut ketemulah segi ilmiah ‘jam tangan otomatis’.

Cerita, pun dimulai………

Sabtu kemarin, kita sekeluarga jalan-jalan ke Lippo Karawaci, pas di Matahari ada diskon, sekali lagi diskon, jam tangan diskon 20% termasuk merek Seiko. Wow....ini dia cita-citaku dan didiskon 20%, jarang ada cita-cita didiscount, 20% lagi. Pilihan langsung jatuh pada jam tangan Seiko Kinetik Arctura, setelah nanya-nanya timbul keraguan, ini harganya bener nggak sih ?

Sesuai dengan kebiasaan jika membeli sesuatu ragu-ragu atau tidak suka sama pembelinya, jangan beli !!! Cari informasi lain atau pergi ke penjual lain. Akhirnya diputuskan oleh Ibu, ini juga karena desakan Afa yang sudah lapar dan ngajak makan, pertama ke toko jam kemudian ke toko handphone terus makan, Okay ? Dan jika jawabannya sangat oke maka akan dijawab dengan Okeh Dokeh Bokeh.

Pergilah kita ke toko jam yang dekat tangga di pintu masuk food court dan yang berada di bawah tangga. Di sana sudah disambut oleh salesman yang sangat-sangat ramah dan pintar.
Percakapan dengan 2 salesman di 2 toko.

“Mas, ada Seiko Kinetis”
”Ada, pak”
”Yang Arctura, mas”
”Ini, pak, yang paling baru ini, pak, sportura, baru keluar”
“Oh...ya ? Harganya berapa, mas ?
“Kalau seiko yang di etalase depan itu yang mahal, kalau yang di sini agak mendhing”. Kelemahan Kinetis di kapasitornya umurnya 3 tahun tapi harganya di atas 200, mendhing yang digital, baterenya Cuma nggojing (lima ribu, red)”
“Lho, Bukannya kinetis itu nggak pake’ baterai mas?”
”Bener, pak nggak pake’ batre, tapi pakai gerakan, lha listriknya disimpan di kapasitor, itu yang lemahnya. Kapasitornya kalau sudah lama jadi lemah nggak bisa nyimpen lagi”

Penjelasan ini membunyikan ’alarm lemas’ karena jam cita-cita, koq, mengandung kelemahan ’cuma’ berumur 3 tahun nggak tahan lama.

”Tertarik yang ini nggak pak ? Ini Seiko otomatis ?”
”Pakai batere ?”
”Nggak, pak. Otomatis artinya malah nggak pakai batere sama sekali, jadi murni pakai gerak saja.. Ada yang sport, pak”
”Harganya berapa ?”
Teng---teng---teng.......Jadi kebuka, inget waktu kelas 2 SMP pertama kali dilihatin sama temen jam tangan kakeknya yang kalau diputar berbunyi ser....ser......ser......ser dan itu Rolex.

”Ini nggak pake’ batere ?”
”Nggak, pak, sama sekali, cuma pakai gerakan saja.”

Di toko yang ke dua
“Otomatis itu kayak jam yang keluaran tahun 70-an, yang harus dikocok-kocok. Ini sama persis tapi dengan tehnologi terbaru. Dan arti otomatis itu murni mekanik, nggak pakai batere bukan seperti pengertian kita tentang otomatis malah elektrik, kalau di jam artinya malah mekanik, manual murni”
“Nggak ada kapasitornya ?”
“Nggak, bener-bener cuma pakai gerak”

Di sinilah pentingnya Landasan Teori tentang jam, jadi bagi yang tadi nge-skip landasan teori silakan dilihat lagi, biar mudheng.......

“Banyak macemnya, pak ada Jepang ada yang Swiss punya”
“Berapa harganya ?

Afa sudah mulai kelaparan dan mukanya mulai menderita, jadi ini waktunya......makan !!! Sementara di kepalaku berputar-putar mereview cita-cita yang sudah berumur 10 tahun yang kadang-kadang terasa seperti impian, ternyata Seiko Kinetic ada kelemahan dan ada jam Seiko yang ‘lebih baik’, cheaper of course, dan sepertinya sempurna.

Ibu mengusulkan balik lagi ke Matahari untuk ngeliat jam yang otomatis, tapi karena acaranya adalah belanja sembako, pergilah kita ke pusat penjualan sembako untuk belanja. Selesai belanja sembako, ini dia waktunya memutuskan mau beli jam nggak, ya ?

BELI JAM……. !!!
Lho, koq beli. Iya lah biar punya jam, sudah lama nggak punya.
yang mana nih ? yang kinetic atau otomatis. Lha….piye iki ?
Ayolah lihat dulu.

Lihat, lihat ke counter jam di Matahari mbak-mbaknya sudah senyam senyum.
“Mbak coba yang otomatis mbak”
Ada 2 warna hitam dan putih, yang sport ada juga, pak. Yang ini pak ?”
“Iya, yang ini, mbak diskon juga, khan ?”
“Iya, jadi dibeli, pak ?”
“Jadi, dong”

Dan dimilikilah jam tangan untuk pertama kalinya…..

  • SEIKO 5 (angka 5 menunjukkan versi otomatis)
  • Model SNZB55
  • Water 50M resist atau 5 bar
  • Automatic
  • 23 jewels, maksud jewels adalah roda gigi di dalam jam ada 23 biji, hey.....baru tahu sekarang.
  • Penggerak 7S36 yang cara kerjanya mirip dengan versi sebelumnya 7S26 dengan 21 jewels. Perhatikan baik-baik cara kerja otomatisnya, dengan komentar akhir ”...... It is an economic design and construction that is created for maximum performance and robustness at minimal cost. It has no pretenses of decoration or "fineness"

Gambar jam dapat dilihat di sini. Sorry belum sempat difoto, kamera lagi dipinjam.

Demikianlah, satu langkah besar sudah diambil, langkah menuju cita-cita 'jam tangan' dengan memiliki jam tangan Seiko otomatis tanpa batere.

WARNING !!!
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, setelah membaca cerita, mohon segala bentuk pemberian dan hadiah tidak berupa jam tangan merek Seiko Kinetis, bentuk-bentuk yang lain masih dapat diterima.
Biarlah cita-cita itu masih ada, sehingga ada alasaan untuk selalu melirik ke etalase setiap lewat toko jam. Hidup cita-cita.......!!!

Moral cerita, kalau punya cita-cita, yang bisa tercapai, semakin sederhana cita-cita semakin mudah tercapai, tetapi jangan buru-buru dicapai......berilah waktu, agar kenikmatan menggapai cita-cita meresap, dan terasakan dengan nikmat.

Thursday, June 08, 2006

Cooking Session

Setelah hidup selama dua bulan dengan berkatering siang sore….yach. Akhirnya diputuskan oleh RUPS rumah tangga, catering cukup 1 siang saja, yang malem masak sendiri, akan ada acara memasak setiap malam. Wow…luar biasa semangat ibu untuk memasak. Aku curiga karena ibu sering melihat-lihat dapurbunda, selain itu ada juga club bernama Natural Cooking Club , yang banyak membernya dan resepnya sik-asik. Sudah ada 4 session yang dilalui…..

Puding Coklat Session
Begitulah, dimulai dari hari sabtu dengan masakan andalan ibu : Puding coklat (Aku lebih seneng disebut dengan ager-ager cokelat) lengkap dengan fla yang kuning keputih-putihan, (atau putih kekuning-kuningan) dengan hasil sangat memuaskan mengapa demikian ? Karena Ari suka. Kalau Afa saja suka bukan jaminan, karena bagi Afa yang ada enak dan enak banget sama dengan bapaknya. Kalau Ari agak pemilih, tapi satu hal yang penting enak. Bagaimana tahu makanan enak ? Kalau Ari suka.

Risoles Session
Kemudian, mencoba risoles ayam hasil ‘diskusi’ dengan Bunda reva yang berbagi rahasia, yaitu risoles setelah diguling di tepung roti atau panir, dimasukkin ke freezer sampai memadat dan keras baru digoreng, dijamin nggak susah nggorengnya. Hasil risoles session sebelumnya, risoles tidak dimasukkan ke freezer jadi kesulitan waktu nggorengnya, dan isinya asa radha-radha cair nggak padat.

Arem-arem Session
Hari senin yang lalu, dengan resep Arem-arem ayam, yang pakai daun pisang. Khusus untuk anak-anak jangan lupa dimasukkan sayur ‘mata-mata’, sayurnya wortel, buncis, nggak kelihatan, bahkan cenderung nggak terasa, tapi sesuai kaidah 4 sehat. Jika lagi sebel sama istri atau suami masukkan juga cabe rawit ‘mata-mata’ biar tahu rasa…!!! Kesulitan utama ada dua yang pertama adalah bagaimana meletakkan isi arem-arem agar di tengah, yang kedua cara membungkusnya. Untuk meletakkan isi di tengah memang dibutuhkan ketrampilan khusus dan nggak ada tips khusus. Sampai session selesai rasanya nggak ada yang ditengah bener.
Kesulitan yang kedua diatasi dengan mengukus daun pisangnya, dikukus ? Iya bener dikukus sampai layu, jadi tidak pecah dan lentur. Ada satu rahasia, setelah nasi dan isi digulung pakai daun, lipet ujungnya, kemudian sogok melalui lubang yang lain, sampai padat, baru ujungnya dilipat, jadilah arem-arem yang montok dan metet…mereuceut meureuketeunteung.

Fuyunghai dan Nugget Tahu (dalam 1 session)
Tadi malam, resep yang dibawa ibu tulisan tangan nggak tahu dapat darimana. Aku dan Avary betugas membuat Nugget tahu. Avary bertugas meremas-remas tahu sampai ancur…cur, setelah sebelumnya dimainin, dipotong-potong kecil, kemudian diremas sampai hancur, campur dengan daging ayam giling, diremas-remas lagi. Ganti dengan sendok masukkan telur dan bumbu-bumbu, dikukus dalam cetakan potong-potong masukin freezer, taadaa….selesai. tunggu beku buat besok sarapan. Sementara itu, ibu sedang mengaduk telur kocok, tambah dengan udang cincang, daging ayam giling, wortel diparut dengan parutan keju agar hasilnya lebih halus, dicampur digoreng, jadi fuyunghai, atau telur dadar isi macem-macem…Tapi rahasianya di sausnya, campuran saos tomat, bawang putih, daun bawang dan tepung maizena.
Paginya, nugget tahu digoreng dengan dicelup di telur digulingkan di tepung panir atau roti. Jadi nugget tahu goreng atau NageTa (Nugget Tahu). Tips, sisa telur dan tepung roti dicampur dijadikan adonan, digoreng, digunakan untuk campuran mi goreng. Jadilah menu sarapan pagi Nageta dan mie goreng (of course….Jawa)

C U on Next session………..

Tuesday, April 11, 2006

Piknik ke Dufan Ancol

Hari Minggu 09/04/2006) Keluarga Avary mengikuti acara piknik keluarga kantor di Ancol. Ini piknik kantor ke Dufan yang kedua kalinya. Piknik kali ini dengan tekad naik wahana di Dufan sebanyak-banyaknya.
Setelah ha...he..hee....ha...he....he....maksudnya acara Opening & Welcome Speech acara inti segera dimulai. Horreee......Horrreeee........
Yang pertama naik Gondola (1), itu tuh kereta gantung, karena kebetulan parkir busnya di parkiran dekat Terminal Gondola. Terminal D. Bayar 25.000, dan minta turun di terminal A, karena paket sebenarnya satu trip bolak-balik. Aku ngeri naiknya.....Dari terminal A turun terus jalan kaki lagi ke pintu masuk Dufan, ini jauh lho....Bagi yang bawa mobil kalau tujuan Dufan, mendhing parkir di depan Dufan terus jalan ke Teminal A terus naik satu trip penuh pulang pergi. Naik gondola bagusnya pertama kali masuk ke Dufan. Sambil menunggu Dufan buka jam 10.00
Masuk ke Dufan yang dituju adalah Informasi untuk dapetin peta, yah..standar Dora, lah.....
"Jika kau cari tempat
akulah orang tepat
Aku peta, aku peta, aku peta.....
Jika kau cari lokasi
akulah yang kau cari
Aku peta, aku peta, aku peta....."
Dengan bekal peta maka semua wahana menjadi jelas, take your time 5-10 minute untuk mikir, mau ke mana dan rutenya. Jika mau nyontek boleh ikuti rute Avary.Dengan bekal peta maka semua wahana menjadi jelas, take your time 5-10 minute untuk mikir, mau ke mana.
Yang kita tuju adalah Istana Boneka (2). Aku, Ibu dan Avary bisa masuk semua naik perahu yang jalan sendiri. Petunjuk bagi orang tua kenali bonekanya dan jelaskan secara selintas nama Negara atau propinsi, itu membuat perjalanan lebih menarik. Waktu aku menjelaskan ternyata penumpang di sebelah dan di belakang pada menyimak, padahal ada yang ngarang……he…..he……he…..
Setelah istana boneka, Afa pingin mencoba Balon Race (3), tapi ups…tinggi minimal 125 cm, Ary nggak boleh masuk. Jadilah Afa dan Ibu yang naik. Dari bawah kelihatan ada 2 orang yang satu ketawa-tawa gembira, dan teriak-teriak, sementara yang di depannya cuma diem, diem, sambil tangannya kanan dan kiri memegang dengan erat pinggiran balonnya. Mungkin matanya merem juga tuh….Dan wajahnya itu, lho…sangat-sangat horror. Siapakah dia ?
Begitu turun ada yang ketawa-ketiwi ada yang perutnya mules. Teng…teng…..teng jam makan siang sudah tiba ayo, makan siang, dan terpilihlah restoran yang sudah mendunia dengan masakan yang sangat tasty yaitu rumah makan Simpang Raya. Tempatnya enak, ada musholanya, jadi aku bias sekaliyan sholat. Ibu nyobain kikil, dan memang euueeenak tenan.
Wahana yang beruntung berikutnya adalah Poci-poci (4) dudukan kayak cangkir puter pertama aku agak pusing kata ibu "focus ke satu titik pandang. Look at me ! Kayaknya gak pernah deh pakai english2 gitu (Ini karangan hoy.....) seringnya malah Sunda. Bener emang lama kelamaan makin terang gak tahu pandangan ibu yang penuh cinta atau karena wajahnya yang bikin nggak pusing (jadi kayak panadol)
Bianglala (5) itu, lho, kayak roda tapi buuueuusar bangeddd, ngantri selama kurang lebih 55 menit, iyalah, satu jam….Ada titik yang berisi pemberitahuan dari sini 45 menit lagi, dari sini 30 menit lagi. Jadi lega deh, bisa ngira-ngira waktu. Yang menarik adalah komentatornya :
Halo, saya agak cakep, makanya banyak yang celingukan nyari-nyari. Hayo masih nyari-nyari? Sudah jangan dicari saya di sini terus koq...Halo ibu peri ? Ibu peri mau naik, koq nggak terbag sendiri (waktu itu ada yang pakai topi yang ada lingkarannya di atas bersama dengan topi yang bertanduk) Halo ibu peri rubah saya jadi tambah cakep dong....Silakan terus, kaki duluan, jangan kepala dulu, kalo’ kepala dulu namanya jatuh...Satu tempat cukup untuk 6 orang kalo’ kurus boleh 7, tapi biar kurus tetap seksi, lho...dan demikian seterusnya. Banyak yang terhibur...
Habis bianglala kita jalan lagi, ketemu sama operet atau drama putri-putri, gitu, Afa seneng, Ary tidur. Kita jalan lagi samapai perang bintang, dan ngantri sampai Ary bangun.
Wahana Perang bintang(6), ini kayak briefing mau bertempur, terus disuruh lari-lari, terus ditransfer pakai transponder kayak star trek, terus naik kapal buat nembakin musuh skorenya ada di di bawah tempat duduk masing-masing. Selesai. Ary mau pipis.
Dari situ kita ke wahana Ontang-anting (7) kalau istilah Afa ayunan terbang, sama kayak di BSM tapi ukurannya lebih besar.
Pas mau beli jagung manis, ada satu wahan yang kayak piring dan kita duduk di atasnya piringnya diputer-puter, digojok ke atas bawah, depan belakang, namanya
Ombang Ambing (8) Wahhh...waktu antri ada 3 orang yang muntah pas naik, ternyata gak apa-apa Afa juga kayaknya nggak apa-apa, pas turun ternyata ada 2 orang yang muntah. Jadi pikir-pikir dulu sebelum naik ini wahana.
Rute yang ditempuh berikutnya adalah menuju ke wilayah Amerika. Disana ada Rumah Cermin (9) tapi pas di lihat di situsnya nggak ada tuh gambarnya, mungkin kalau difoto karena cermin yang kefoto yang kegambar yang ngambil foto, nama aslinya Lorong Sesat kalau istilahku ini labirin cermin kita bakalan tersesat, dan nggak tahu jalan keluar, karena ada celah pintu ayun, yag bisa nutup jalan kanan dan ke kiri. Ssstttt, tak kasih tahu rahasianya selalu belok ke kanan, kalau nggak bisa keluar coba belok ke kiri, kalau nggak bisa juga nggak tahu deh, artinya tersesat.
Di depan rumah cermin ada Rumah Miring (10) yang ternyata nama aslinya Rango-rango, dari luar nggak miring blas, tapi pas ke dalam jalannya emang miring, yang lebih konyol lagi waktu di lorong yang memang miring koq rasanya mau jatuh, ternyata bangunannya bergerak dikit…lah, gak terasa. Aku dan Afa sampai nyoba 2 kali saking penasarannya, dan lagi tempat ini sepi gak ngantri blas…..
Selesai di wilayah jalan sambil nyar-nyari merchandise Dufan Ancol. Dan lagi..Teng....teng....teng....waktu makan sore telah tiba, kita makan di Columbia Fried Chicken tetangganya Kentucky dan California, besok mungkin Dallas, mungkin Siberia atau negara bagian lainnya, pokoknya di Amrik sono. Padahal ada Tiara Fried Chicken made in Cilegon.
Habis makan sebagai penutup kita (Aku dan Avary) naik Carosel (11) atau disebut Turangga Rangga yang dalam bahasa aslinya sono artinya kuda milik Rangga.
Begitulah dari jam 10.00 sampai dengan 18.30 atau 8.5 jam atau 510 menit, kita telah menikmati 11 wahana, dengan waktu rata-rata 51 menit per wahana, 510 dibagi 11 mikir dulu khan, coba kalo 510 dibagi 10 langsung ketemu 51, Paling cepet Rumah Cermin paling lama Bianglala.

Tuesday, April 04, 2006

Ke Purworejo Alone (Aktifitas HP)

Long week end kemarin, pas libur 4 hari (terima kasih Menko Kesra, atas liburnya, this present is make us very2 happy) kita sekeluarga pergi ke Bandung, tapi aku akan melanjutkan perjalanan ke Purworejo dengan kereta api dari Bandung. Cerita liburan akan diceritakan dalam bagian lain (kalo’ ada, nanti). Cerita yang ingin aku sampaikan adalah cerita perjalanan ke Purworejo-Bandung PP dalam pandangan SMS dan aktifitas Handphone or Phonecell ? Kalau Handphone disingkat HP kalau Phonecell disingkat PC, gak takut keliru sama Personal Computer ? (Ini kalimat sumbang)

Berikut cuplikan aktifitas tersebut dimulai setelah kereta berangkat, tanda + dan dicetak miring artinya pembicaraan langsung dan ditampilkan intinya saja, lagian detilnya juga udah lupa, tanpa tanda adalah aktifitas SMS :

[30/03/2006 06:37:45] Ibu : “Hati2 di jln yah, slm buat ibu bpk. Mmmmuah cup..cup, ditunggu sabtu pg”

[30/03/2006 09:23:43] Si Bos : “P. S*****(nama perusahaan supplier) renc bk LC kapan? Apl LC sampai mana ? laycan xx****xx (tanggal)”
[
30/03/2006 09:29:13] Aku : ”Belum, aplikasi baru masuk jum’at mungkin jum’at atau senin. Ada masalah **xxxx** (...censored) nunggu solusi dari sebelah”

[30/03/2006 09:35:40] Aku : ”Kalo ngasih duit ke ibu pulang make naon geulis”
[30/03/2006 09:46:42] Ibu : “Naek kereta atuh ngambil uang mah di bri. Pas dtg coba lsg psn kreta kali bisa jd gak cpe bgt”
[
30/03/2006 10:15:39] Aku : “150 maning ? Gak mahal tah ?Nanti coba tak tanya travel kali lebih murah”
[
30/03/2006 10:13:41] Ibu : “Murah tp enak, mana ada say...Selisih jg plg setengahnya, kan udh kegantiian sm bank jabar”

+ [31/03/2006 14:06] Ibu : Pak, STNK di mana ? Di aku ada di dompet. Hah ?!! Dilihatin Polisi udah mau ditangkep tau...!! lha di aku terus gimana ? Untung bikin macet jadi lolos, deh…

[30/03/2006 17:32:17] Aku : “Menurut tiket jam kedatangan 18.00. Dijemput sekaliyan jalan & jajan”
[
30/03/2006 17:29:22] Ibu : “Okey say sama anak2 ?”
[
30/03/2006 17:35:08] Aku : “Between us saja geh. Nanti aku tak mandi dulu di stasiun”
[30/03/2006 17:34:11] Ibu : “Ok, siangnya ke bsm dl sama anak2 yah biar gak mrasa bersalah hehe….Skrg aku lg di wale ama weni, br nyampe td nyoba jln laen, nyasar2 hehe heboh”

[31/03/2006 07:51:45] Aku : “Muntah2, habis sarapan di tetangga, kayaknya kebanyaka msg. Leumeus euy, gempor.... “

+ [31/03/2006 10:29] +622543xxxxx : Dhenny telepon, katanya “Ada pertanyaan. Sorry tutup dulu ada telpon masuk”
+ [
31/03/2006 10:30] +622543xxxxx : Dhenny lagi telpon “masalah pekerjaan”. Intinya nanti tak bawain oleh2

[31/03/2006 11:11:17] Aku : “Beli buku buat deni, janga lupa”
[
31/03/2006 11:08:25] Ibu : "Ok, Nunggu n lia plg br ke bsm”

[31/03/2006 11:10:14] Aku : “Mud, sorry ora iso ketemu, aku mulih sik. Mugo2 waras, slamet, akeh rejeki. Monggo"
[31/03/2006 11:27:48] Mahmud : “Mas, nyong njaluk ngapuro, mau bengi ono tamu seko magelang. Aku ngeterke nganti jam 11. Nderekke sugeng tindak mas. Amien mas. Dungo dinungo yo”

[31/03/2006 13:25:19] Aku : “Keretanya telat berangkat jam 13.30. ETA 5 jam, nanti turun di stasiun atau di kiara Condong ?”
[31/03/2006 13:22:28] Ibu : “Stasiuwmm ajah”

+ [31/03/2006 14:06] +6281xxxxxxx Bos Yang Lain : Pak, dateng pertemuan nanti jam 3 ? Saya di Bandung pak.

+ [31/03/2006 17:06] +Ibu : Pak, setir mobilnya ngunci cara mbukanya gimana ? Dicetut. Gak bisa ! Setir putar kanan, kunci puter ke belakang, baru ke depan. Dicoba dulu kalau gak bisa nanti telpon lagi
+ [31/03/2006 17:16] Aku ke Ibu : Sudah bisa belum ? Sudah, nggak tahu kenapa jadi ngunci. Itu setirnya waktu mesin mati diputer-puter kali, jadi ngunci.

[31/03/2006 19:06:05] Aku : “Nyampe nagrek, lila keneh berkali2 nunggu kereta lain lewat. Pantes KAI rugi terus. Kereta yg sudah terjadual saja telat. Jadi telat seluruh perjalanan jalur selatan”
[31/03/2006 19:10:15] Ibu : “Daku setia menanti sampe tunduh”

[31/03/2006 19:59:28] Ibu : “Km teh pake argo wilis ?”

Dan pukul 20.30 sampailah aku di stasiun Bandung (namanya apa, ya ?). Perjalanan selanjutnya adalah menikmati DUGEM Bandung, tempat paling Hot dan huiii…..yaitu ……….
Sate & Gule 24 Jam H.M. HADORI.
Tempatnya depan stasiun, sebelah sananya….

(Catatan : bentuk cerita ini ternyata mengandung komplikasi pas diedit, pertama berbaris-baris, tapi nggak cocok, kemudian dibentuk 2 kolom, tapi koq nggak enak dilihatnya, akhirnya ketemu dibentuk kayak naskah drama pakai tanda petik segala)

Thursday, March 16, 2006

Nasi Goreng Putih

Salah satu favorit sarapan Afa adalah Nasi Goreng putih. Nama ini adalah ciptaan juru masak terkenal dan sudah terbukti yaitu ……aku. Lho…cowok koq, masak ? Sudah terbukti bahwa chef di restoran dan hotel terkenal semuanya Laki-laki, jarang ada perempuan yang menjadi chef di hotel atau restoran terkenal. Peserta lomba Allez Cuisine (Indosiar, sabtu pagi) acara favorit kalau pas lagi bete..sebagian besar laki-laki.

Kembali ke nasi goreng putih berikut resepnya untuk 4 orang waktu yang dibutuhkan 15 menit persiapan, 10 menit memasak :

Alat :
  1. Kompor yang masih bisa menyala, kalau tidak menyala lebih baik diganti dengan kompor yang lainya.
  2. Wajan, dalam bahasa Ari namanya goseng-goseng
  3. Susuk, atau suthil atau alat buat mengaduk gorengan, dalam bahasa Ari namanya goseng-goseng juga.
  4. Pisau atau coku (maksud Ari pisauku)
  5. Talenan menurut Ari iyis-iyis
Bahan :
  1. Nasi putih 2 piring penuh (nanti dihidangkan per porsi setengah piring jadi 4 porsi. Ingat resep ini untuk 4 orang). Pemilihan nasi sangat penting, disarankan nasi yang sudah dimasak kemarin, jangan nasi baru. Selain lama kalau nunggu nasi baru (ingat ini sarapan, lho....) juga untuk memanfaatkan nasi kemarin yang belum habis. Dalam bahsa jawa nasi jenis ini namanya SEGO WADANG (Sego=nasi). Para Orang tua disarankan makan nasi ini agar anaknya “jadi”, filosofinya ngirit....ngirit....

  2. Bawang merah 4-8 biji (bawang khan tidak berbiji, diganti siung saja) diiris halus

  3. Bawang putih, 3-5 biji eh...eh... siung dikeprek (dipukul dulu) baru diiris halus untuk mendapatkan aroma yang lebih menyengat. Ini tips dari penjual sea food.

  4. Telor 1-2 butir boleh bebek atau ayam. Kalau telur puyuh dikalikan 4 atau 5.

  5. Mentega 2 sendok makan (kalau diiklan Blue Band ditulis minyak goreng dicoret diganti Blue Band, kalau ditulis mentega dicoret gak, ya ..?)

  6. Merica seperempat sendok teh

  7. Garam 1 sendok teh (Ukuran ini sengaja dibuat eksak, ditujukan terutama untuk para beginner yang tidak dapat menakar seberapa besar rasa asinnya, untuk para intermediate atau advance biasanya ditulis “garam secukupnya”. Ini ciri-ciri resep yang tidak mendidik masih mengandung kata-kata : "secukupnya", "bila perlu", "sesuai selera", karena ukurannya nggak jelas.

  8. Daun bawang 2 batang dipotong halus (jika suka)

Cara membuat :
  1. Panaskan wajan sampai keluar asapnya. Ini bertujuan agar wajan tidak lengket dan mencegah masakan melekat di wajan. Masukkan mentega atau minyak goreng.

  2. Telor dipecah dapat langsung dimasukkan ke wajan tapi aku lebih seneng dikocok dulu. Berdasarkan pengamatan terhadap para penjual bakmi dan nasi goreng yang pertama dimasukkan telor.

  3. Setelah telor agak menggumpal masukkan bawang merah dan bawang putih, aduk sampai berbau harum (….ini yang aku tidak suka dari buku resep) harusnya indikasi perubahan warna menjadi agak kuning kecoklatan dan.... berbau harum, sih, emang…….

  4. Masukkan nasi, kemudian aduk, berturut-turut masukkan garam, merica, aduk lagi sampai rata.

  5. Masukkan daun bawang aduk lagi. Nasi goreng putih sudah siap

  6. Bagi nasi menjadi 4 piring untuk bapak, ibu, dan 2 anak.

  7. Sajikan dengan kerupuk yang berwarna putih juga.

Silakan dicoba resep ini sudah berkali-kali dipraktekkan di dapur Avary, dan sukses. Resep ini adalah resep turun-temurun dari neneknya Avary. Boleh menyebarluaskan dan mencoba resep ini yang penting inget-inget, sama yang mau dikasih makan.

Tuesday, March 14, 2006

Menggambar Melukis

Mulai bulan Maret 2006 Afa mengikuti kegiatan Ekstra kurikuler (Eskul) melukis atau menggambar tepatnya. Eskul tiap hari Senin dimulai sepulang sekolah selama 1 jam, berakhir jam 12.00. Sudah 2 kali mengikuti eskul ini hasilnya adalah 2 karya lukisan yang diwarnai, dalam bahasa sehari-hari mewarnai. Hasilnya seperti gambar ini. Karya pertama Mobil Kodok, karya ke dua Kepiting. Karya pertama diberi nilai B karya kedua nilainya A.

Hari minggu kemarin Afa berkesempatan menjajal kemampuan mewarnai dalam lomba mewarnai yang diadakan oleh PT KIEC. Sebenarnya afa kurang berminat tapi karena yang menjadi Ketua Panitia adalah Uwa Dedi maka Afa jadi mau. Di samping itu ada syarat lain, yaitu Afa mau kalau Ghifar (anak tetangga, nama Lengkap Al Ghifari) juga diajak. Maka pergilah kita sekeluarga plus Ghifar ke tempat perlombaan.

Di sana, di tempat perlombaan, Afa jadi ketemu dengan pelukis cilik lainnya, lumayan untuk bahan perbandingan. Banyak anak yang dari segi tehnik pewarnaan dan skill kayaknya bagus-bagus satu kertas gambar ukuran A3 penuh dengan warna-warna. Sayangnya hasil lukisan Afa tidak diabadikan karena kamera lagi low bat jadi harus discharge.

Dari perlombaan, banyak orang tua yang ikut mendampingi putra-putrinya. Ada yang menarik, Panitia saat mulai lomba mengumumkan seperti ini
“Bapak-bapak, ibu-ibu mohon agak jauh dari anak-anak. Jangan memberikan instruksi atau komentar, biarkan anak-anak berkreasi sesuka hatinya.”
Setelah diamati ternyata bapak-bapak dan ibu-ibu, lebih banyak lagi, yang sepertinya sangat ‘perhatian’ dengan karya anaknya. Sampai-sampai ada yang memberikan instruksi tentang warna dan tehnik menggambarnya. Waduh, kasihan anak itu, padahal kayaknya sudah punya konsep warna sendiri. Panitia pun menambahkan
“Anak-anak boleh diwarnai dengan warna apa saja, pohon boleh biru, langit boleh hijau, boleh warna apa saja, bebas, dan sekali lagi, bapak-bapak, ibu-ibu bebaskan putra-putrinya……”

Jadi kepikiran, pada saat lomba mewarnai anak, bagusnya diadakan juga lomba mewarnai untuk orang tua, dengan gambar yang sama dengan anaknya. Jadi tidak mengganggu anak, dan orang tua bebas berkreasi sesuai dengan yang diinginkan.Dan pada akhir lomba, gambar orang tua dan anak dipamerkan, biar kelihatan perbedaan dan persamaannya.

Dugaanku para orang tua itu sebenarnya pingin ikut lomba tapi karena ada batasan usia peserta jadi tidak bisa. Padahal ide-ide kreatif (orang tua) sudah siap untuk dituangkan, jadilah anak yang dijadikan ‘antek’ untuk menuangkan ide-idenya.
……Ide kreatif anaknya jadi kemana, euy ?